Sehat dan sakit, hidup dan mati, suka dan duka.....bertemu dan berpisah....
29 tahun wa bersama aku,
29 tahun aku mengenal dunia ini,
29 tahun aku mencoba mengenal keluargaku,.....
Wa...adalah satu dari beberapa malaikatku,
Wa selalu menolongku di saat aku lemah,
Wa selalu bisa membuat aku bisa bernafas kembali,
Wa yang selalu gagah di mataku,
Wa yang selalu tegar di dalam hatiku,
Wa yang selalu kukuh di dalam islam,
Wa adalah pertolongan Allah untukku,
Wa....
Wa tidak pernah hilang dari dalam hatiku,
Wa selalu ada di dalam jiwaku,
Meski ragamu kini telah tiada,
Wa...aku belum puas mengembalikan apa yang telah wa berikan, dan aku tahu, aku tidak akan pernah bisa melakukan itu.
Wa...aku tak akan pernah menemukan sosok seperti dirimu lagi,
Namun...izinkanlah aku mencontoh dirimu...
Gagah, tegar, dan kukuh...
Wa...aku sayang wa,
Aku tahu ini yang terbaik buat wa..
Alhamdulillan jalan yang terbaik telah wa lewati,
Aku yakin wa telah selamat berada di sisi-Nya, di tempat yang terbaik,
Wa...aku sayang wa...selamat jalan wa-ku sayang
Insyaallah...aku akan menyusulmu...
Jumat, 21 Juni 2013......
www.google.com
www.yahoo.com
Sunday, June 23, 2013
Selamat Jalan Wa Roy
Saturday, June 8, 2013
Hanya sebuah catatan kisah
Sebuah cerita yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Cerita yang biasa dialami oleh setiap orang tua yang memiliki anak di usia nikah. Cerita yang biasa dirasakan oleh orang-orang dewasa beserta masa lalunya. Hanya sebuah catatan kisah.
Tiga orang perempuan beda usia, aku..sepupuku usia remaja..dan sepupuku yang lain beda usia 3 tahun lebih muda dari aku.
Dari 3 orang perempuan ini, aku belajar banyak tentang kehidupan, tentang kasih sayang orang tua, dan tentang takdir hidup.
Aku paling dekat dengan sepupu aku yang cuma beda usia 3 tahun aja, dari dulu dia sudah kuanggap sahabatku, walaupun akhir-akhir ini kami semakin renggang karena kesibukan masing-masing. Bisa kubilang dia perempuan yang kuat, kuat dengan pendiriannya walaupun pendapatnya itu berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.
Cantik, punya orang tua yang mapan, sarjana, dan sekarang bekerja di salah satu badan negara yang memiliki jenjang karier cukup baik. Semenjak kami menjalani kesibukan masing-masing, dia tidak pernah bercerita lagi tentang kisah asmaranya. Kami bertemu cukup jarang hanya pertemuan keluarga saja.
Yang ku tahu, dia pernah beberapa kali menjalin asmara dengan laki-laki yang baik, punya karier, punya materi, dan seandainya dia meminta restu pada orang tuanya, ku rasa orang tuanya tidak akan pernah menolak. Tapi sayang, tidak ada satu pun yang dia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya.
Karena dia telah kuanggap sebagai sahabatku, adik perempuanku, dan dia pun menganggap aku sebagai kakak perempuannya, secara otomatis aku ikut terbawa arus-arus dalam hidupnya..jatuh bangunnya dia, berbagai konflik dengan orang tuanya yang dia hadapi, segala cerita sedih...semua masih terbayang dalam ingatan aku. Dia bukan anak yang nakal, tapi mungkin ada sesuatu yang terlewati dari tahap-tahap kehidupannya, dan aku tak tahu apa itu. Tapi itu semua jadi catatan pribadiku, agar aku bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anakku kelak.
Kini, di saat kami sama-sama berada di usia yang mengharuskan kami untuk menikah, satu lagi pelajaran hidup yang selalu aku dengar dari cerita-cerita ibuku, ibunya, tante kami. Ibuku yang selalu bercerita padaku tentang adikku itu, karena jarak yang memisahkan aku dan adikku..Manila dan Bandung.
Ketika adikku tidak memilih satu pun laki-laki yang mapan itu, dia ternyata lebih memilih seorang laki-laki yang berasal dari keluarga yang miskin, physicly biasa-biasa saja, sekolah persamaan, dan bekerja sebagai OB di salah satu hotel. Aku tidak pernah mau ikut campur atas apa yang dia pilih, pilihan dia itu hidupnya dia. Namun rasa yang kupunya ketika kudengar ibunya mengeluh seketika itu pun berubah.
Seorang ibu buatku adalah malaikat, seorang bapak buatku adalah penjagaku. Aku sedih, saat kemauan adikku tidak sepaham dengan kemauan orang tuanya. Tidak ada satu pun orang yang bisa melunakkan hati adikku, pun ibunya. Intinya, orang tuanya tidak setuju atas pilihan anaknya. Atas semua hal yang dimiliki oleh adikku, orang tuanya tidak rela bila harus melepaskan anaknya pada laki-laki seperti itu.
Bila aku melihat dari kacamata orang tuanya, sangatlah wajar. Mana ada orang tua yang dengan rela begitu saja melepaskan anak perempuannya pada laki-laki yang tampaknya tidak siap untuk membahagiakan anaknya. Karena hidup ini bukan atas sekedar cinta. Hidup ini bicara tentang survive, bertahan hidup, mendidik anak, dan tantangan akhir zaman yang sudah semakin hancur. Tapi adikku tidak pernah mau mengerti atau setidaknya mencoba untuk mengerti keinginan orang tuanya. Ibunya sudah menangis, bapaknya jatuh sakit, dan anaknya tetap pada pendiriannya.
Aku mengerti, mungkin ada hal lain yang adikku lihat dari sosok laki-laki itu. Tapi entah apa, entah ada cerita apa, aku sama sekali tidak tahu. Aku selalu menanti bagaimana akhir dari kisah ini dan kuharap, selalu kuharap, semuanya akan baik-baik saja.
Aku bukan pawang cinta yang mengerti dan bisa membaca tentang bahasa cinta. Kalau boleh jujur, sampai detik ini aku belum pernah merasakan pacaran. Aku menghabiskan masa mudaku dengan rajin mengaji, berpakaian yang sopan, dan menjadi anak yang baik. Banyak laki-laki yang menghampiriku, mencoba untuk menjadi orang yang selalu dekat denganku. Aku bahkan masih ingat siapa-siapa saja. Dan mereka laki-laki yang baik-baik, aku tahu itu. Tapi aku selalu cuek, selalu menutup diri, tidak pernah mau membuka hati. Entah aku harus merasakan penyesalan atau tidak atas semua kesempatan yang datang padaku. Terkadang aku sampai bingung pada diriku sendiri karena pernah suatu saat, aku bertemu dengan seorang laki-laki di tempat bimbelku, dan dia terus menatapku sambil berjalan, saat itu sempat berpikir ada apa dengan wajahku? kenapa dia melihatku seperti itu, sampai akhirnya dia jatuh ke selokan, dan aku dengan cueknya terus berjalan seakan-akan tidak ada apa-apa yang terjadi. Cueknya aku.
Pernah juga aku bertemu teman lamaku, di mall, dia itu salah satu temanku yang aku cuekin juga saat dia mendekati aku, dan ternyata sekarang dia sudah menjadi laki-laki yang gagah, dan di sebelahnya wanita yang cantik...hahaha...Dan masih banyak cerita yang membuat aku tertawa sendiri saat mengenangnya.
Sampai detik ini, untuk semua yang terjadi dalam hidupku, menyesal atau tidak, aku selalu mensyukurinya, karena Allah sudah melindungi aku dari pergaulan yang bebas, seperti doa-doaku selama ini, agar Allah menjaga diriku, orang tuaku, kakak-kakakku, keluargaku di manapun kami berada. Meskipun dilema sedang menamparku setiap detik yang aku lalui. Karena cuma aku yang belum menikah di antara teman-teman kerjaku...
Mana ku tahu jalan hidupku seperti ini, mana ku tahu jodohku datangnya kapan. Aku sudah berdoa, dan ku yakin orang tuaku juga begitu. Aku bertemu beberapa laki-laki, yang setiap awal pertemuan selalu terbersit dalam hatiku, inikah orangnya? Dan ternyata bukan, hati yang tersakiti, sembuh, kembali lagi tersakiti. Aku juga sudah bosan. Sampai pada akhirnya, karena aku tidak ahli mencari sendiri laki-laki sholeh di sekelilingku, aku meminta pada orang tuaku untuk mencari laki-laki itu, biar pun aku tidak bertemu dengannya, asalkan ibu dan bapakku menyukainya, aku akan terima pilihan mereka. Karena pernah, ada seseorang yang sudah bertemu dengan bapakku, dan aku suka orang itu, sudah mapan juga, tapi bapakku bilang "tidak"...maka "tidak".
Menunggu itu memang membosankan, menunggu itu cobaan yang paling berat. Tapi bila aku memang harus menunggu, aku sedang menunggu. Tapi tidak untuk semua, hanya untuk satu, pangeran yang sholeh dan disukai orang tuaku...my life.
Berbeda dengan adik sepupuku yang sedang remaja, jauh berbeda denganku. Bila kubuka facebook-ku, isinya cuma ungkapan perasaan dia pada seseorang yang dia suka. Sampai-sampai aku malas untuk membuka facebook, karena aku pusing juga membaca status-statusnya. Tapi itulah masa remaja yang normal, karena aku melewatinya, dulu belum ada facebook.
Tiga orang perempuan, termasuk aku, selalu melengkapiku, membuatku lebih dewasa, membuatku semakin sayang pada orang tua, dan membuatku semakin dekat pada-Nya.
Hanya sebuah catatan kisah..
Salam_manis_winda
www.google.com
www.yahoo.com
Tiga orang perempuan beda usia, aku..sepupuku usia remaja..dan sepupuku yang lain beda usia 3 tahun lebih muda dari aku.
Dari 3 orang perempuan ini, aku belajar banyak tentang kehidupan, tentang kasih sayang orang tua, dan tentang takdir hidup.
Aku paling dekat dengan sepupu aku yang cuma beda usia 3 tahun aja, dari dulu dia sudah kuanggap sahabatku, walaupun akhir-akhir ini kami semakin renggang karena kesibukan masing-masing. Bisa kubilang dia perempuan yang kuat, kuat dengan pendiriannya walaupun pendapatnya itu berbeda dengan orang-orang di sekitarnya.
Cantik, punya orang tua yang mapan, sarjana, dan sekarang bekerja di salah satu badan negara yang memiliki jenjang karier cukup baik. Semenjak kami menjalani kesibukan masing-masing, dia tidak pernah bercerita lagi tentang kisah asmaranya. Kami bertemu cukup jarang hanya pertemuan keluarga saja.
Yang ku tahu, dia pernah beberapa kali menjalin asmara dengan laki-laki yang baik, punya karier, punya materi, dan seandainya dia meminta restu pada orang tuanya, ku rasa orang tuanya tidak akan pernah menolak. Tapi sayang, tidak ada satu pun yang dia pilih untuk menjadi pasangan hidupnya.
Karena dia telah kuanggap sebagai sahabatku, adik perempuanku, dan dia pun menganggap aku sebagai kakak perempuannya, secara otomatis aku ikut terbawa arus-arus dalam hidupnya..jatuh bangunnya dia, berbagai konflik dengan orang tuanya yang dia hadapi, segala cerita sedih...semua masih terbayang dalam ingatan aku. Dia bukan anak yang nakal, tapi mungkin ada sesuatu yang terlewati dari tahap-tahap kehidupannya, dan aku tak tahu apa itu. Tapi itu semua jadi catatan pribadiku, agar aku bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anakku kelak.
Kini, di saat kami sama-sama berada di usia yang mengharuskan kami untuk menikah, satu lagi pelajaran hidup yang selalu aku dengar dari cerita-cerita ibuku, ibunya, tante kami. Ibuku yang selalu bercerita padaku tentang adikku itu, karena jarak yang memisahkan aku dan adikku..Manila dan Bandung.
Ketika adikku tidak memilih satu pun laki-laki yang mapan itu, dia ternyata lebih memilih seorang laki-laki yang berasal dari keluarga yang miskin, physicly biasa-biasa saja, sekolah persamaan, dan bekerja sebagai OB di salah satu hotel. Aku tidak pernah mau ikut campur atas apa yang dia pilih, pilihan dia itu hidupnya dia. Namun rasa yang kupunya ketika kudengar ibunya mengeluh seketika itu pun berubah.
Seorang ibu buatku adalah malaikat, seorang bapak buatku adalah penjagaku. Aku sedih, saat kemauan adikku tidak sepaham dengan kemauan orang tuanya. Tidak ada satu pun orang yang bisa melunakkan hati adikku, pun ibunya. Intinya, orang tuanya tidak setuju atas pilihan anaknya. Atas semua hal yang dimiliki oleh adikku, orang tuanya tidak rela bila harus melepaskan anaknya pada laki-laki seperti itu.
Bila aku melihat dari kacamata orang tuanya, sangatlah wajar. Mana ada orang tua yang dengan rela begitu saja melepaskan anak perempuannya pada laki-laki yang tampaknya tidak siap untuk membahagiakan anaknya. Karena hidup ini bukan atas sekedar cinta. Hidup ini bicara tentang survive, bertahan hidup, mendidik anak, dan tantangan akhir zaman yang sudah semakin hancur. Tapi adikku tidak pernah mau mengerti atau setidaknya mencoba untuk mengerti keinginan orang tuanya. Ibunya sudah menangis, bapaknya jatuh sakit, dan anaknya tetap pada pendiriannya.
Aku mengerti, mungkin ada hal lain yang adikku lihat dari sosok laki-laki itu. Tapi entah apa, entah ada cerita apa, aku sama sekali tidak tahu. Aku selalu menanti bagaimana akhir dari kisah ini dan kuharap, selalu kuharap, semuanya akan baik-baik saja.
Aku bukan pawang cinta yang mengerti dan bisa membaca tentang bahasa cinta. Kalau boleh jujur, sampai detik ini aku belum pernah merasakan pacaran. Aku menghabiskan masa mudaku dengan rajin mengaji, berpakaian yang sopan, dan menjadi anak yang baik. Banyak laki-laki yang menghampiriku, mencoba untuk menjadi orang yang selalu dekat denganku. Aku bahkan masih ingat siapa-siapa saja. Dan mereka laki-laki yang baik-baik, aku tahu itu. Tapi aku selalu cuek, selalu menutup diri, tidak pernah mau membuka hati. Entah aku harus merasakan penyesalan atau tidak atas semua kesempatan yang datang padaku. Terkadang aku sampai bingung pada diriku sendiri karena pernah suatu saat, aku bertemu dengan seorang laki-laki di tempat bimbelku, dan dia terus menatapku sambil berjalan, saat itu sempat berpikir ada apa dengan wajahku? kenapa dia melihatku seperti itu, sampai akhirnya dia jatuh ke selokan, dan aku dengan cueknya terus berjalan seakan-akan tidak ada apa-apa yang terjadi. Cueknya aku.
Pernah juga aku bertemu teman lamaku, di mall, dia itu salah satu temanku yang aku cuekin juga saat dia mendekati aku, dan ternyata sekarang dia sudah menjadi laki-laki yang gagah, dan di sebelahnya wanita yang cantik...hahaha...Dan masih banyak cerita yang membuat aku tertawa sendiri saat mengenangnya.
Sampai detik ini, untuk semua yang terjadi dalam hidupku, menyesal atau tidak, aku selalu mensyukurinya, karena Allah sudah melindungi aku dari pergaulan yang bebas, seperti doa-doaku selama ini, agar Allah menjaga diriku, orang tuaku, kakak-kakakku, keluargaku di manapun kami berada. Meskipun dilema sedang menamparku setiap detik yang aku lalui. Karena cuma aku yang belum menikah di antara teman-teman kerjaku...
Mana ku tahu jalan hidupku seperti ini, mana ku tahu jodohku datangnya kapan. Aku sudah berdoa, dan ku yakin orang tuaku juga begitu. Aku bertemu beberapa laki-laki, yang setiap awal pertemuan selalu terbersit dalam hatiku, inikah orangnya? Dan ternyata bukan, hati yang tersakiti, sembuh, kembali lagi tersakiti. Aku juga sudah bosan. Sampai pada akhirnya, karena aku tidak ahli mencari sendiri laki-laki sholeh di sekelilingku, aku meminta pada orang tuaku untuk mencari laki-laki itu, biar pun aku tidak bertemu dengannya, asalkan ibu dan bapakku menyukainya, aku akan terima pilihan mereka. Karena pernah, ada seseorang yang sudah bertemu dengan bapakku, dan aku suka orang itu, sudah mapan juga, tapi bapakku bilang "tidak"...maka "tidak".
Menunggu itu memang membosankan, menunggu itu cobaan yang paling berat. Tapi bila aku memang harus menunggu, aku sedang menunggu. Tapi tidak untuk semua, hanya untuk satu, pangeran yang sholeh dan disukai orang tuaku...my life.
Berbeda dengan adik sepupuku yang sedang remaja, jauh berbeda denganku. Bila kubuka facebook-ku, isinya cuma ungkapan perasaan dia pada seseorang yang dia suka. Sampai-sampai aku malas untuk membuka facebook, karena aku pusing juga membaca status-statusnya. Tapi itulah masa remaja yang normal, karena aku melewatinya, dulu belum ada facebook.
Tiga orang perempuan, termasuk aku, selalu melengkapiku, membuatku lebih dewasa, membuatku semakin sayang pada orang tua, dan membuatku semakin dekat pada-Nya.
Hanya sebuah catatan kisah..
Salam_manis_winda
www.google.com
www.yahoo.com
Thursday, June 6, 2013
Allah Mengetahui
....terselip di dalam al quran ku....
Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa hidupmu tak menentu dan waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada di sisimu
Saat kau telah mencoba segala sesuatu dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau merasa bingung atau frustrasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu lebih cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semua berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkatimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu
Ingatlah di mana pun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !!!
-anonim-
www.google.com
www.yahoo.com
Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa hidupmu tak menentu dan waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada di sisimu
Saat kau telah mencoba segala sesuatu dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau merasa bingung atau frustrasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu lebih cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semua berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkatimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu
Ingatlah di mana pun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !!!
-anonim-
www.google.com
www.yahoo.com
..Selalu Bersyukur...
Suatu hari, di facebook, salah satu teman jauhku menulis,
"Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Ia beri aku kaktus berduri...
Aku minta pada Allah binatang yang mungil dan cantik, Ia beri aku ulat berbulu...
Aku protes, sedih, kecewa, betapa tidak adilnya ini...
Namun kemudian, kaktus itu berbunga indah, bahkan sangat indah..dan ulat itu berubah menjadi kupu-kupu yang sangat cantik...
Kadang kala Allah hilangkan sekejap matahari, kemudian Dia datangkan pula guruh dan petir, puas kita menangis di manakah matahari? Ternyata Allah ingin hadiahkan kita pelangi..."
Terimakasih teman, Alhamdulillahi jaza kallohukhoiro...
Hanya ingin mengingatkan diri sendiri, bahwa dalam hidup ini, apapun yang kita hadapi, apapun yang kita terima, apakah itu sedih, bahagia, atau bahkan tak mengerti makna di balik itu,,bersyukurlah, ucapkanlah terimakasih pada Allah, terimakasih pada orang-orang di sekitar kita. Karena ternyata, Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang selalu memberikan keindahan, kebahagiaan kepada kita semua.
Yaa...mungkin tidak saat itu, atau bahkan bertahun-tahun kemudian..Allah tidak pernah lupa pada hamba-hambaNya. Oleh karena itu, selalulah bersyukur, dan ikuti dengan bersabar.
Ingatlah, tak selamanya kita harus menangis, tak selamanya kita harus mengeluh, tak selamanya kita harus saling menyalahkan. Bukankah lebih baik, bila kita menangis, kemudian kita menarik nafas, hembuskan nafas, dan berkatalah "Ya Allah, aku kuat, dan aku yakin Engkau selalu ada di sampingku, Aku yakin Engkau menyayangiku. Kuatkan aku Ya Allah, hapuskanlah air mata ini dan jadikanlah kebahagiaan."
Kurasa, mengeluh itu wajar, kita manusia biasa, dan nobody's perfect..namun alangkah lebih baiknya bila kita mengeluh, katakan dalam hati, "Ya Allah, maafkan semua keluhanku, maafkan aku karena telah berburuk sangka padaMu, mungkin ada sesuatu di balik semua ini, dan tunjukkanlah pada ku kebenaran dan hilangkanlah dariku persangkaan yang jelek."
Masalah itu kehidupan, hidup tanpa masalah adalah sebuah masalah. Masalah yang datang bertubi-tubi, harus kita hadapi. Insyaallah, semua ada jalan keluarnya. Dan yakinlah, semua itu membuat kita menjadi lebih dewasa, lebih arif dan bijaksana mengambil keputusan dalam hidup ini. Itu bila kita mau belajar dari masalah. Dan bila kita tidak mau belajar, kita termakan oleh masalah.
Oleh karena itu, Allah memberikan kita pedoman Al Quran dan Al Hadist, agar kita tidak tersesat dalam masalah. Dan tahukah teman, obat penghilang sedih? Bacalah Al Quran, hati kita akan lebih damai. Cobalah...
Selalu bersyukur yaaa....Di balik musibah, di balik cobaan,,selalu ada sesuatu yang membuat kita mengucapkan Alhamdulillah...
Semakin kita bertambah umur, semakin sering kita mengalami hal ini, jadi jangan sampai menyesal..
Selalu bersyukur yaaa...
Salam_manis_winda....
www.google.com
www.yahoo.com
Labels:
bersyukur
Location:
Pasay City Hall, Manila, Filipina
Monday, May 27, 2013
ARTICLE: Practice Detachment to Rise Above Your Issues
Lesson no.2 - The Bridge
This visualization is so powerful because it so graphically illustrates your ability to step outside of yourself and into a level of detachment where no emotion can affect you.
Every time you feel overwhelmed by emotional pain and this includes anger, greed, vengefulness and sadness, draw a mental picture of a bridge. If at first yowww.google.comwww.yahoo.comu find yourself carried away by the river of your turbulent feelings, climb out of the water, seek higher ground and get the bridge. Looking down, you see the river of your emotions. Watch now. You are an observer. Allow the waters to flow.
By detaching your self from your emotions you prevent possession.
By being aware of your emotions and at the same time alert to what is occuring outside of you, you step into the present moment.
By this time you already know that your life and the sum total of your experiences contribute to who you are, at this moment. And the illuminating reality of it all is that, yes, this is where you are meant to be. And it's all ok.
Creating Harmony
Never take anything personally. If you do, you won't have any friends, allies or supporters left.
Know that everyone is entitled to their own opinion. And so are you. There may be disagreement over issues but the bottom line is clear - you are right and so is the other person.
Whenever there is a raging controversy in your life, remember that the test is all about your chance to transcend. For every circumstance, the challenge is not only to change others but to change yourself. Isn't this empowering?
Fearless Explorer
When you no longer look at others and see how you can change them, you are asking yourself only one question: How can I change myself in order to transcend my circumstances? Instead of focusing on who or what or how anyone or anything causes you grief, you focus on your experience. And then you move on.
At the onset of anger, dissappointment and fear, stop yourself from doing anything.
It may be challenging but it can be done. The moment you interrupt the flow of destructive emotions or thoughts from taking over your present moment, you switch channels. Thus from self-destruct to self-construct, you channel the full force of that very same energy into your higher consciousness.
Today;s affirmation: "I run to ward life, not away from it"
Love and light!
Philippine Daily Inquirer
salam_manis_winda
This visualization is so powerful because it so graphically illustrates your ability to step outside of yourself and into a level of detachment where no emotion can affect you.
Every time you feel overwhelmed by emotional pain and this includes anger, greed, vengefulness and sadness, draw a mental picture of a bridge. If at first yowww.google.comwww.yahoo.comu find yourself carried away by the river of your turbulent feelings, climb out of the water, seek higher ground and get the bridge. Looking down, you see the river of your emotions. Watch now. You are an observer. Allow the waters to flow.
By detaching your self from your emotions you prevent possession.
By being aware of your emotions and at the same time alert to what is occuring outside of you, you step into the present moment.
By this time you already know that your life and the sum total of your experiences contribute to who you are, at this moment. And the illuminating reality of it all is that, yes, this is where you are meant to be. And it's all ok.
Creating Harmony
Never take anything personally. If you do, you won't have any friends, allies or supporters left.
Know that everyone is entitled to their own opinion. And so are you. There may be disagreement over issues but the bottom line is clear - you are right and so is the other person.
Whenever there is a raging controversy in your life, remember that the test is all about your chance to transcend. For every circumstance, the challenge is not only to change others but to change yourself. Isn't this empowering?
Fearless Explorer
When you no longer look at others and see how you can change them, you are asking yourself only one question: How can I change myself in order to transcend my circumstances? Instead of focusing on who or what or how anyone or anything causes you grief, you focus on your experience. And then you move on.
At the onset of anger, dissappointment and fear, stop yourself from doing anything.
It may be challenging but it can be done. The moment you interrupt the flow of destructive emotions or thoughts from taking over your present moment, you switch channels. Thus from self-destruct to self-construct, you channel the full force of that very same energy into your higher consciousness.
Today;s affirmation: "I run to ward life, not away from it"
Love and light!
Philippine Daily Inquirer
salam_manis_winda
Labels:
management of self,
self
Location:
Pasay City Hall, Manila, Filipina
Thursday, May 23, 2013
Article: Practice Detachment to Rise Above Your Issues
No matter what highs and lows life may send our way, there is a limitless part of who we are as human beings.
www.google.comwww.yahoo.com
Lesson no. 1
If you are not conscious, careful or caring about what is happening to you, within you, for you in this present moment, then you do not have the power of awareness.
Practice: focus on your self.
Become conscious of who you are and what are you thinking. Connect with your body. Be in touch with your feelings. When you accomplish this by giving yourself a little time for reflection, your mind and heart will reach a higher level of understanding. This is called staying in touch.
Example: When you are fixated on the loss of a loved one, passing that exam, starting a business or a new relationship, there is a tendency to get lost or absorbed by your object of fixation. You could get swept away by fear, sorrow, anxiety, jealously, pain, joy. When this happens your awareness is out of focus.
This, because you forget who, why, and where you are. To be aware of everything in a wholistic manner puts you behind the streering wheel. You are centered. You are beyond emotional involvement because you have achieved emotional awareness.
Continued....
Philippine Daily Inquirer: Practice Detachment to Rise Above Your Issues
_salam_manis-winda
www.google.comwww.yahoo.com
Lesson no. 1
If you are not conscious, careful or caring about what is happening to you, within you, for you in this present moment, then you do not have the power of awareness.
Practice: focus on your self.
Become conscious of who you are and what are you thinking. Connect with your body. Be in touch with your feelings. When you accomplish this by giving yourself a little time for reflection, your mind and heart will reach a higher level of understanding. This is called staying in touch.
Example: When you are fixated on the loss of a loved one, passing that exam, starting a business or a new relationship, there is a tendency to get lost or absorbed by your object of fixation. You could get swept away by fear, sorrow, anxiety, jealously, pain, joy. When this happens your awareness is out of focus.
This, because you forget who, why, and where you are. To be aware of everything in a wholistic manner puts you behind the streering wheel. You are centered. You are beyond emotional involvement because you have achieved emotional awareness.
Continued....
Philippine Daily Inquirer: Practice Detachment to Rise Above Your Issues
_salam_manis-winda
Labels:
lesson,
your issues
Location:
Pasay City Hall, Manila, Filipina
Monday, May 6, 2013
Bosan....
Aku sedang bosan...pemirsaa...aku sedang bosan
Aku sedang berada di titik terendah dalam kehidupanku...
Aku juga sedang berada di titik nadir dalam kehidupanku...
Salahkah aku bila aku merasa bosan...?
Aku mencoba mengikuti arus air yang mengalir...
Tapi lama-lama sakit juga...
Banyak bebatuan yang muncul ke permukaan...
Alur sungai pun sungguh berkelok, seperti jalan menuju puncak bukit...
Aku sedang menjalani praktik di rumah sakit,
Salah satu kewajibanku sebagai mahasiswa perawat,
Rasanya...setiap detik terasa seperti satu jam,
Karena disini apa yang bisa dilakukan kecuali observasi dan interaksi dengan pasien,
Maklumlah, aku sekolah bukan di negara sendiri,
Aku juga sedang mendampingi atasan-atasanku yang sedang berkunjung ke sini,
Apa yang bisa aku lakukan pula kecuali menaati perintah,
Walaupun sebenarnya berat untuk dijalani,
Walaupun sebenarnya lelah dan ingin merebahkan diri di atas kasur,
Walaupun sebenarnya ingin mengatakan "maaf bu, saya tidak bisa", tapi justru yang keluar "ayo bu, saya gak cape kok, saya bisa kok"...
Apa itu namanya?
*Sesama hamba Allah saja sudah seperti itu, berarti sama Allah harus lebih dari itu ya*...serasa disindir diri sendiri
Dan ini yang paling penting...
Summerclass akan segera berakhir,
Semua orang pulang ke Indonesia tercinta,
Kecuali aku,
Karena aku pelit,
Gak mau beli tiket,
Demi "saving money" buat persediaan orang tuaku yang akan berkunjung beberapa bulan lagi..
Insyaallah...
So...
Meaning...Aku gak bisa pulang kampung,
Gak bisa ketemu orang tua,
Gak bisa ketemu ponakan tercinta,
Gak bisa makan makanan favorit,
Gak bisa pergi ke mall favorit,
Ada yang kelupaan,
Gak bisa ketemu sanak saudara,
Aku gak bisa ketemu adik-adik baby di panti asuhan tempat kesukaanku,
Aku gak bisa pergi ke mesjid favoritku,
Nothing can do...
Aku sudah di titik nadir rasa rinduku...
Oh mamah, oh bapak, oh keluargaku...
Oh islam agamaku...
Oh Indonesiaku....Jauh di raga....
Melekat di jiwa....
_Salam_Manis_Winda
Aku sedang berada di titik terendah dalam kehidupanku...
Aku juga sedang berada di titik nadir dalam kehidupanku...
Salahkah aku bila aku merasa bosan...?
Aku mencoba mengikuti arus air yang mengalir...
Tapi lama-lama sakit juga...
Banyak bebatuan yang muncul ke permukaan...
Alur sungai pun sungguh berkelok, seperti jalan menuju puncak bukit...
Aku sedang menjalani praktik di rumah sakit,
Salah satu kewajibanku sebagai mahasiswa perawat,
Rasanya...setiap detik terasa seperti satu jam,
Karena disini apa yang bisa dilakukan kecuali observasi dan interaksi dengan pasien,
Maklumlah, aku sekolah bukan di negara sendiri,
Aku juga sedang mendampingi atasan-atasanku yang sedang berkunjung ke sini,
Apa yang bisa aku lakukan pula kecuali menaati perintah,
Walaupun sebenarnya berat untuk dijalani,
Walaupun sebenarnya lelah dan ingin merebahkan diri di atas kasur,
Walaupun sebenarnya ingin mengatakan "maaf bu, saya tidak bisa", tapi justru yang keluar "ayo bu, saya gak cape kok, saya bisa kok"...
Apa itu namanya?
*Sesama hamba Allah saja sudah seperti itu, berarti sama Allah harus lebih dari itu ya*...serasa disindir diri sendiri
Dan ini yang paling penting...
Summerclass akan segera berakhir,
Semua orang pulang ke Indonesia tercinta,
Kecuali aku,
Karena aku pelit,
Gak mau beli tiket,
Demi "saving money" buat persediaan orang tuaku yang akan berkunjung beberapa bulan lagi..
Insyaallah...
So...
Meaning...Aku gak bisa pulang kampung,
Gak bisa ketemu orang tua,
Gak bisa ketemu ponakan tercinta,
Gak bisa makan makanan favorit,
Gak bisa pergi ke mall favorit,
Ada yang kelupaan,
Gak bisa ketemu sanak saudara,
Aku gak bisa ketemu adik-adik baby di panti asuhan tempat kesukaanku,
Aku gak bisa pergi ke mesjid favoritku,
Nothing can do...
Aku sudah di titik nadir rasa rinduku...
Oh mamah, oh bapak, oh keluargaku...
Oh islam agamaku...
Oh Indonesiaku....Jauh di raga....
Melekat di jiwa....
_Salam_Manis_Winda
Location:
Malate, Manila, Filipina
Subscribe to:
Posts (Atom)